Wujudkan Pusat Kampus Sosial dan Budaya di HUT Fisip Untan ke 54

PONTIANAK, FISIPUntan – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tanjungpura (Untan) menginjak usia 54 tahun. Seperti dilansir TribunPontianak 21/11/2019.
Opsional Website Program Studi
PONTIANAK, FISIPUntan – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Tanjungpura (Untan) menginjak usia 54 tahun. Seperti dilansir TribunPontianak 21/11/2019.
Pontianak, FISIP UNTAN – Di umur yang sudah memasuki setengah abad ini, kampus Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura (Untan) menggelar Milad ke-54, yang di rangkai dengan bermacam kegiatan, diantaranya Seremonial dan Pesta Rakyat, Debat se-Fisip, Bhakti Sosial dan Seminar. Seperti dilansir RMOLKalbar 21/09/2019.
Pontianak, FISIP UNTAN- Setelah berkunjung dan belajar di Balai Pelestarian Nilai dan Budaya (BPNB) Kalimantan Barat, kegiatan Antropologi Jalan-Jalan (AJJ) berlanjut ke Institut Dayakologi (ID). Program Studi Antropologi Sosial FISIP Universitas Tanjungpura membawa mahasiswa baru angkatan 2018 turut serta dalam kegiatan ini. Tujuan kegiatan Antropologi Jalan-Jalan (AJJ) adalah untuk mendekatkan mahasiswa pada kerja-kerja kebudayaan yang dilakukan oleh para praktisi kebudayaan maupun lembaga kebudayaan.
Pontianak, FISIP UNTAN- Setelah berkunjung dan belajar di Balai Pelestarian Nilai dan Budaya (BPNB) Kalimantan Barat, kegiatan Antropologi Jalan-Jalan (AJJ) berlanjut ke Institut Dayakologi (ID). Program Studi Antropologi Sosial FISIP Universitas Tanjungpura membawa mahasiswa baru angkatan 2018 turut serta dalam kegiatan ini. Pada Kamis, 6 Desember 2018.
Pontianak, 30 Mei 2017 – Selamat datang di Kampoeng Biroe !
Sebuah hasil kreatifitas dan bentuk apresiasi dosen kepada mahasiswanya, maka muncullah sebuah ide ciamik menghiasi lorong gedung FISIP dan mengubahnya menjadi lorong yang tidak biasa.
Mengapa dinamai Kampoeng Biroe?
Warna biru adalah lambang kampus FISIP UNTAN. Dosen dan mahasiswa juga sangat suka dengan ide ini, dinamai ‘Kampoeng’ karena mereka ingin menghidupkan suasana kampung atau sebuah desa kecil itu sendiri ke kampus, dengan cara menghiasi lorong dengan botol bekas dan diisi air berwarna (dari pewarna pakaian).
Sejak Kamis (25/5), para mahasiswa sibuk mempersiapkan lorong mereka dengan hiasan botol bekas dan juga masing-masing papan triplek yang dihiasi dengan aneka informasi. Informasi dan pengetahuan ini adalah hasil tugas mata kuliah mereka di semester genap. Ada empat program studi yang terlibat dalam Festival Kampoeng Biroe, yakni Antropologi Sosial, Hubungan Internasional (HI), Ilmu Politik (IPOL), dan Ilmu Komunikasi (IKOM). Tidak semua mahasiswa prodi ini terlibat, mereka yang menjadi peserta adalah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Metodologi Penelitian Sosial (HI), Perdagangan dan Keuangan Internasional (HI), Teori Perbandingan Politik Kelas A (IPOL), Humas Internasional (IKOM), dan Antropologi Kesehatan. Beberapa mata kuliah tersebut adalah yang diampu oleh Pak Adityo Darmawan Sudagung dan Pak Diaz Restu Darmawan.
Festival Kampoeng Biroe ini dihiasi oleh pernak-pernik berwarna, meskipun dominan memang berwarna biru. Mahasiswa bebas berkarya di sini. Mereka berupaya semaksimal mungkin menampilkan yang terbaik untuk pameran ini. Tiap lorong akan memiliki ciri khasnya sendiri, misalnya saja lorong milik prodi IKOM. Papan dengan kode ‘ikom 4’ ini paling digemari pengunjung untuk tempat berfoto karena Doraemon raksasanya. Karya milik Christie dan Martina ini merepresentasikan sebuah country branding Jepang dengan tokoh kartun Doraemon yang go international.
Foto 1 – Ketua Jurusan Ilmu Administrasi (kedua dari kiri) dan Tenaga Pendidikan Jurusan Ilmu Administrasi berfoto bersama Doraemon.
Foto 2 – Senyum Pengunjung Melihat Doraemon di Kampoeng Biroe
Kemudian ada lagi yang menarik perhatian pengunjung untuk dibaca, yakni sebuah papan milik prodi Antropologi yang berjudul “Dukun Beranak”. Papan ini sangat unik, karena selain merepresentasikan informasi dan pengetahuan tentang Antropologi Kesehatan dari dukun beranak, kelompok ini memaku jimat berupa bawang merah, bawang putih dan cabe kering yang digunakan oleh ibu-ibu pasca melahirkan dengan jasa dukun beranak.
Foto 3 – Papan Antropologi mengenai Dukun Beranak
Nah, atau kamu pasti akan tertarik juga untuk mengintip beberapa jendela yang dibuat di banyak papan, baik itu milik Hubungan Internasional atau milik prodi Ilmu Politik. Papan informasinya mereka buat kreatif dengan karton yang bisa dibuka menyerupai jendela.
Foto 4 – Bu Lina Sunyata bersama papan IPOL 2 Perbadingan Politik Jerman dan Rusia
Foto 5 – Pengunjung memperhatikan jendela ACFTA mahasiswi Hubungan Internasional
Penasaran?
Ayo datang dan kunjungi lorong-lorong istimewa ini. Pameran yang dibuka oleh Wakil Dekan 1 FISIP UNTAN, Bapak Dr. Herlan, S.Sos., M.Si. pada 29 Mei kemarin masih ada kok! Pameran akan berlangsung 3 hari sampai tanggal 31 Mei 2017. Jangan lupa untuk meninggalkan kesan dan pesanmu pada papan informasi yang tersedia, ya! Jangan lupa juga untuk bantu vote, papan mana yang menjadi papan favoritmu. Selamat mencuci mata, semua!
Foto 6 – Pembukaan oleh Wadek I FISIP UNTAN, Dr. Herlan, Sos., M.Si.
(Reporter: Julian Alsen/Editor: Adityo Darmawan Sudagung)
Pontianak, FISIP UNTAN, Program studi Antropologi Sosial, FISIP Universitas Tanjungpura untuk pertama kalinya mengadakan program Anthropology Goes to School. Acara diadakan di SMA Islamiyah Pontianak pada Senin (22/05/2017). Program Anthropology Goes to School bertujuan untuk memperkenalkan antropologi secara keilmuan dan praktik kepada para siswa SMA. Khususnya untuk para siswa kelas X dan XI yang satu tahun atau dua tahun mendatang akan bersiap untuk melanjutkan bangku perkuliahan.
Pontianak, FISIP UNTAN,-
Pada hari Rabu (3/04/2017), mahasiswa Antropologi Sosial FISIP Universitas Tanjungpura peserta mata kuliah Etnografi Perbatasan mengadakan perkuliahan di luar kelas yaitu di taman Museum Kalimantan Barat. Berharap pembelajaran lebih berwarna dengan suasana yang santai dan terutama mengkaitkan dengan realitas, maka diundang praktisi profesional untuk mengisi perkuliahan di Prodi Antropologi Sosial. Hadirnya praktisi profesional diharapkan bisa menjadi jembatan antara teori dan praktik.
» Read more
Pontianak, FISIP UNTAN,-
Banyak mahasiswa yang memiliki keinginan untuk bisa mendapatkan pengalaman yang bermanfaat di dunia kampus. Salah satu diantaranya adalah program Pertukaran Mahasiswa Nusantara (Permata). Program Permata merupakan program dari Kementrian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) yang sudah berjalan semenjak tahun 2014. Hanya mahasiswa terpilihlah yang bisa mengikuti program Permata. Pada tahun ketiga berjalannya program ini, Kemenristek Dikti mengerahkan semua universitas negeri maupun swasta untuk ikut andil dalam program Permata.
Program Permata memiliki tujuan agar mahasiswa bisa saling mengenal budaya daerah lain serta menggali potensi-potensi yang ada di daerah tersebut. Kehidupan akademik tidak cukup hanya dari ruang kelas, tetapi juga perlu mendekatkan pada realitas secara langsung. Selain itu, akan sangat lebih bermakna dan bermanfaat ketika mampu untuk saling merayakan keberagaman dan kekayaan sosial budaya Indonesia. Tujuan ideal dalam program Permata adalah memperkuat wawasan kebangsaan dan nasionalisme Indonesia.
Pontianak, FISIP UNTAN,-
Bung dan Nona, kapankah kita semua bisa duduk bersama untuk berbagi merayakan ide?. Nah, Program Studi Antropologi Sosial, FISIP, Universitas Tanjungpura mempunyai program bulanan yaitu salah satunya adalah Nonton Film dan Diskusi Bersama. Tepat di tanggal 21 April diperingati Hari Kartini. Hari dimana suara emansipasi perempuan dan keadilan gender digaungkan.
Di tanggal 21 April 2017, Program Studi Antropologi Sosial bersama Himpunan Mahasiswa Antropologi Sosial, FISIP Universitas Tanjungpura juga merayakannya dengan kegiatan Nonton Film dan Diskusi Bersama yang sudah menginjak seri ke 3. Film yang diangkat kali ini adalah “North Country”. Acara gratis dan untuk umum ini dimulai jam 13.00 WIB di ruangan B5, FISIP, Universitas Tanjungpura. Film ini mengungkap bagaimana perjuangan seorang perempuan untuk menuntut keadilan dan kesetaraan gender terutama dalam lingkungan kerja.
Pontianak, Fisipnews. Antropologi Sosial Tumbuhkan Semangat Meneliti. Ujian Tengah Semester (UTS) Genap tahun akademik 2016/2017 sudah usai pada hari Rabu tanggal 12 April 2017. Di Prodi Antropologi FISIP Untan, mahasiswa diberikan UTS dengan berbagai bentuk. Diantaranya ujian tertulis di kelas, pengumpulan tulisan berbasis “mini research” dan ada juga mata kuliah yang meminta mahasiswa mengadakan pameran foto-foto yang berkaitan dengan tema antropologis. Pameran foto (etnofotografi) ini rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei 2017.
Pontianak, FISIP UNTAN,-
Ujian Tengah Semester (UTS) Genap tahun akademik 2016/2017 sudah usai pada hari Rabu tanggal 12 April 2017. Di Prodi Antropologi FISIP Untan, mahasiswa diberikan UTS dengan berbagai bentuk. Diantaranya ujian tertulis di kelas, pengumpulan tulisan berbasis “mini research” dan ada juga mata kuliah yang meminta mahasiswa mengadakan pameran foto-foto yang berkaitan dengan tema antropologis. Pameran foto (etnofotografi) ini rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei 2017.
Para dosen prodi Antropologi Sosial dalam penugasan mahasiswa lebih menekankan pada penelitian lapangan (field research). Materi perkuliahan di dalam kelas diharapkan mampu dipraktikkan langsung ketika para mahasiswa turun melakukan penelitian di masyarakat. Maksud penugasan field research selalu ada di setiap mata kuliah adalah melatih dan mengasah kemampuan para mahasiswa untuk menjadi peneliti.