Kesederhanaan Pemimpin Dunia (3)

Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden Brasil
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang memimpin pada periode 2003 hingga 2011 ini memiliki perjalanan hidup yang luar biasa. Sempat menjadi tukang semir sepatu, penjual kacang dan pekerjaan serabutan lainnya, ia harus menerima jarinya terpotong oleh mesin pemotong besi ketika ia bekerja di sebuah pabrik onderdil mobil di Sao Paulo.

Berangkat dari kisah hidupnya yang sulit hingga mengantarkan dirinya sebagai pemimpin serikat buruh, Lula da Silva membuktikan dirinya mampu memimpin Brasil hingga menjadi negara berkembang yang disegani dalam perekonomiannya.
Sejumlah kebijakan ekonomi dan program sosial berhasil mengangkat 198 juta penduduk Brasil dari jurang kemiskinan. Karena itu, tidak heran jika Lula meski telah memimpin dua kali periode ia tetap dicintai oleh rakyatnya karena berhasil mengubah wajah negara itu dari negara miskin menjadi lebih sejahtera. Kebijakan politik luar negeri yang luar biasa juga dibuat oleh Lula. Pada masa kepemimpinannya ia telah mengunjungi 75 negara dan membuka puluhan kedutaan besar baru. Empat belas kedutaan besar baru di buka di Afrika, sebagai bagian dari agenda kerja sama selatan-selatan antara Amerika Selatan dan Afrika.
Fernando Lugo, Presiden Paraguay 
halifax-mediacoop-ca
Dalam sejarahnya Presiden Paraguay Fernando Lugo yang telah turun dari tampuk kekuasaanya pada 2012 ini adalah satu-satunya pemimpin negara yang tak mau menerima gajinya yang sebesar Rp 37 juta per bulan, jauh lebih kecil dari gaji yang diterima oleh banyak presiden di dunia juga Indonesia. Selama menjabat sebagai presiden ia menganggap apa yang ia jalani semata-mata karena nilai sosial yang ia anut, padahal dalam pemilihan umum yang berlangsung pada April 2008 Lugo mendulang banyak suara, kebanyakan suara datang dari orang miskin di Paraguay yang pernah ia layani selama ia menjadi uskup Katolik di kawasan perbatasan yang menjadi kantong kemiskinan negeri itu. Lugo adalah uskup yang menjadi presiden di dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah Katolik. Ia menjalankan roda pemerintahnya demi tujuan kesejahteraan kaum papa di Paraguay. Dalam kepemimpinanya, Lugo pernah mengatakan ia terinspirasi oleh Pancasila dan Presiden Soekarno. Pada 22 Juni 2012 ia dimakzulkan oleh Parlemen Paraguay setelah upaya penanganan masalah perebutan lahan yang menewaskan 17 orang. Bagi banyak warga miskin di Paraguay Lugo tetaplah Presiden, cinta dan kasihnya tinggal dihati rakyatnya.
Evo Morales, Presiden Bolivia
ciputranews-com
Presiden Bolivia Evo Morales terkenal sebagai salah satu orator ulung yang mampu menghipnotis ribuan massa yang mendengarkan pidatonya. Dalam setiap kesempatan sebelum ia menjabat sebagai presiden ia menunjukkan sikap anti-Amerika. Hal itu mengantarkannya menjadi politikus yang namanya mulai dikenal hingga akhirnya pada 21 Desember 2005 komisi pemilu mengumumkan bahwa sahabat Hugo Chavez ini dipastikan menjadi pemenang pemilu. Ia mendapatkan 54,3 persen suara dengan 93 persen suara yang telah dihitung, menurut hasil resmi. Kemenangannya memperlihatkan dukungan rakyat lebih besar dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya sejak demokrasi dipulihkan di negara itu dua dekade lalu. Setelah terpilih, dia menyatakan akan memotong setengah gajinya untuk kepentingan perluasan lapangan kerja dan itu ia lakukan.
Morales juga terkenal sebagai penggemar sepak bola dan baru-baru ini ia mendatangani kontrak untuk bermain secara profesional bersama klub lokal, Sport Boys, mulai musim depan. Ia akan bermain selama maksimal 20 menit dalam setiap pertandingan jika jadwalnya tidak bentrok dengan tugas-tugasnya sebagai presiden. Ia mendapat gaji minimum pesepak bola pro di Bolivia, yakni sekitar Rp 2,4 Juta per bulan.
Raffael Correa, Presiden Ekuador
reuters
Berkuliah di Amerika Serikat tak membuat Raffael Correa menelan semua pendidikan yang ia terima di negeri Paman Sam itu. ia mencernanya kemudian ia mencari kelemahannya dan menolak menyembah kepada kapitalisme yang ditawarkan Amerika Serikat. Menjadi Presiden Ekuador sejak 2007, Correa memberikan keteladanan dengan kesederhanaan dan membangun bangsa dengan caranya. Correa menyediakan akses mudah bagi seluruh warga negara Ekuador terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, yang didapat melalui penambahan jumlah dana belanja negara. Ia tidak membagi kedua arena vital tersebut pada pihak swasta. Begitupula halnya dengan pemanfaatan sumber daya alam.
Correa meminta penyusunan ulang kontrak karya perusahaan asing yang mengelola dan menguasai sumber daya alam Ekuador, di mana pemerintah (sebagai wakil dari seluruh bangsa Ekuador) tetap pemegang saham terbesar.
Correa sendiri terbilang pemimpin sederhana. Tanggal 6 April lalu, ketika APBN Ekuador diancam defisit, Correa mengeluarkan dekrit untuk membekukan pembayaran gaji pejabat tinggi selama dua tahun. Itu termasuk gaji presiden, wakil presiden, menteri, dan pejabat tinggi lainnya. Ia juga memotong gajinya dari sekitar $8.000 menjadi $4.000. Dengan pemotongan gaji itu, Correa menyelamatkan APBN tanpa memangkas subsidi sosial rakyatnya.

2 comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *