WEDUPRO- Website Edukasi Professor

Tingkatkan Potensi Daerah Melalui Pendidikan dan Teknologi

MADURA – “Sumenep memiliki sejumlah potensi alam yang menjanjikan, mulai dari sektor pertanian, peternakan, perikanan, kelautan, dan sebagainya,” ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat kunjungan kerja ke Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika), Rabu (27/10).

Pada kunjungan ke Instika, Menristekdikti disambut oleh Bupati Sumenep Busyro Karim. Dalam sambutannya Bupati Busyro memaparkan seluruh potensi alam yang ada di Sumenep, Madura.

Menurut Nasir, seluruh potensi alam tersebut harus dikembangkan melalui pendidikan dan teknologi. Karena itu, Nasir ingin agar pendidikan tinggi kedepan berbasis potensi lokal yang dimiliki suatu daerah.

“Kehadiran dunia pendidikan di suatu daerah harus berimplikasi pada perekonomian masyarakat. Penguatan ekonomi masyarakat perlu kita tingkatkan,” tegasnya.

IB Sexing

Kunjungan kerja kali ini Menteri Nasir memperkenalkan teknologi Inseminasi Buatan (IB)-Sexing dan embrio transfer kepada masyarakat Sumenep. IB Sexing merupakan inseminasi buatan menggunakan sperma dengan menseleksi jenis kelamin berdasarkan kromosom X (betina) dan Y (Jantan). Sedangkan embrio transfer merupakan menanampak hasil seleksi yang didapat pada sapi-sapi betina.

Menteri Nasir menyampaikan bahwa Kemenristekdikti memiliki teknologi dalam hal breeding sapi unggul dengan teknik IB-Sexing yang dapat melahirkan keturunan sapi unggul. Diharapkan dengan teknologi ini sapi di Madura dapat meningkat kualitasnya.

IB Sexing dan Embrio Transfer merupakan contoh pemanfaatan Iptek dalam kehidupan masyarakat sehari-hari yang dapat memberikan nilai tambah dan manfaat yang besar secara ekonomi. Sektor peternakan merupakan salah satu sumber penghidupan sebagian masyarakat di Indonesia yang sudah tersentuh teknologi dan telah terbukti memberi dampak yang signifikan pada peningkatan produktivitas sektor tersebut.

Salah satu potensi menonjol yang dimiliki Sumenep adalah sapi. Populasi Sapi di Pulau Sapudi sangatlah banyak hingga daerah tersebut diakui menjadi daerah terbanyak populasi sapinya se-Indonesia.

Namun masih ada beberapa kendala untuk meningkatkan jumlah dan kualitas sapi di Madura, termasuk jumlah pusat kesehatan hewan dan tenaga inseminatornya.

“Itulah gunanya pemanfaatan teknologi disinergikan dengan peningkatan ekonomi rakyat,” pungkas Nasir. (FLH)

Selamat! Inilah Peraih Penghargaan Diktekdik Berprestasi Nasional 2016

Bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi kembali memberikan penghargaan kepada insan pendidik dan tenaga kependidikan berprestasi. Penghargaan tersebut diberikan pada acara Anugerah Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi Tingkat Nasional 2016 yg diselenggarakan pada jumat (28/10) di Bandung, Jawa Barat.

Gelaran ini merupakan gelaran ke–14 Diktendik berprestasi tingkat nasional yg diselenggarakan tiap tahun sejak tahun 2004 silam.

“Pemberian penghargaan ini diharapkan mampu mendorong dosen dan tenaga kependidikan untuk berprestasi dan lebih produktif sehingga tercapainya tujuan pengembangan sistem pendidikan tinggi khususnya dan pembangunan sosial pada umumnya,” ujar Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemristekdikti Ali Ghufron Mukti.

Lebih lanjut Ali Ghufton Mukti mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan agar setiap perguruan tinggi (PT) tergerak untuk memiliki sistem penghargaan yang terprogram bagi dosen dan tenaga kependidikan, meningkatkan motivasi untuk bekerja lebih keras dan lebih cerdas dalam pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, dan menumbuhkan kebanggaan di kalangan dosen dan tenaga kependidikan terhadap profesinya.

Jumlah peserta seleksi pendidik dan tenaga kependidikan berprestasi 2016, tercatat sebanyak 266 orang dengan rincian, kategori administrasi akademik berprestasi 36 orang, kategori dosen berprestasi 63 orang, kategori kepala program studi berprestasi 48 orang, kategori laboran berprestasi 44 orang, kategori pengelola keuangan berprestasi 36 orang, dan kategori pustakawan berprestasi 38 orang.

Dari total 266 peserta tersebut kemudian disaring menjadi 10 finalis utk setiap kategori.
Setiap finalis di masing-masing kategori melakukan presentasi terkait capaian prestasi dan inovasi dihadapan dewan juri pada masing-masing kategori.
Pemenang pertama kategori dosen berprestasi diberikan penghargaan berupa uang sebesar Rp 40 juta, pemenang kedua Rp 30 juta dan pemenang ketiga Rp 25 juta. Sedangkan untuk pemenang tenaga kependidikan secara berurutan berhak mendapatkan Rp 30 juta, Rp 25 juta dan Rp 20 juta. Selain itu, untuk setiap finalis pada masing-masing kategori diberikan penghargaan berua uang sebesar Rp 5 juta.

Pemenang pertama kategori Dosen berprestasi adalah Agung Endro Nugroho dari UGM. Sedangkan pemenang kedua Luki Abdullah (IPB), dan pemenang ketiga Siti Machmudah (ITS).
Untuk kategori Ketua Program Studi Berprestasi, juara pertama diraih oleh Iman Rusmana dari IPB. Sedangkan utk juara II Harwin Saptoadi (UGM), dan juara III Widjodjo Adi Prakoso (UI).

Untuk kategori Laboran Berprestasi, Amarudin dari Universitas Indonesia meraih peringkat pertama, Esti Prihantini (IPB) meraih peringkat II, dan Yusuf Umardani (UGM) pada peringkat III.

Peringkat pertama pada kategori Pustakawan Berprestasi diraih oleh Nurintan Cynthia Tyasmara dari Universitas Indonesia. Sedangkan Amirul Ulum (Universitas Surabaya) meraih peringkat II, dan Wiwik Istiyarini (ITB) pada peringkat III.

Untuk kategori Administrasi Akademik berprestasi, peringkat pertama diraih oleh A. Ponco Hadi Heru C dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Peringkat II diraih Andi Saputra (Unand), sedangkan Franky Agus Adiwerna (UGM) meraih peringkat III.

Terakhir, untuk kategori Pengelola Keuangan berprestasi peringkat I diraih oleh Bagus Sri Widodo dr UGM. Sedangkan Apip (UNDIP) meraih peringkat II, dan Tri Utami (UNS) meraih peringkat III.

Selamat bagi para penerima penghargaan Diktekdik berprestasi tingkat nasional tahun 2016. Semoga capaian yg diraih mampu menjadi pelecut untuk selalu bekerja keras dan berinovasi dalam mewujudkan pendidikan tinggi yang berkualitas di Indonesia tercinta. (msf)

Comparing the knowledge bases of wind turbine firms in Asia and Europe: Patent trajectories, networks, and globalisation

This study uses patent analyses to compare the knowledge bases of leading wind turbine firms in Asia and Europe. It concentrates on the following three aspects: the trajectories of key technologies, external knowledge networks, and the globalisation of knowledge application. Our analyses suggest that the knowledge bases differ significantly between leading wind turbine firms in Europe and Asia. Europe’s leading firms have broader and deeper knowledge bases than their Asian counterparts. In contrast, the leading Chinese firms, with their unidirectional knowledge networks, are highly domestic in orientation with respect to the application of new knowledge. However, Suzlon, the leading Indian firm, has a better knowledge position. While our quantitative analysis validates prior qualitative studies it also brings new insights. The study suggests that European firms are still leaders in this industry, and leading Asian firms are unlikely to create new pathways that will disrupt the incumbents in the near future.

Skills and social insurance: Evidence from the relative persistence of innovation during the financial crisis in Europe

We study private sector investments in innovation in the early days of the financial crisis (between mid 2008 and mid 2009), using a survey covering more than 5,000 firms across 21 European countries. Our interest is in how the stock of skilled labour affects the persistence of investment in innovation during a macroeconomic downturn. We infer differences in skill from national levels of participation in vocational education and training (VET) programmes interacted with levels of employment protection (EP) and unemployment insurance (RR). These forms of insurance should lead VET students to undertake training for skills which are more risky as human capital investments, but potentially more productive. We show that the strongest sustained investment in innovation is associated with a combination of high VET with either strong EP or strong RR. The result supports the view that the supply of skills makes an important contribution to innovation, and that social insurance can encourage socially beneficial risk-taking in educational choices.

Divergent technological strategies among leading electric vehicle firms in China: Multiplicity of institutional logics and responses of firms

This paper aims to explain the divergence in technological strategies among leading electric vehicle (EV) firms in China. EVs, with their prospect of energy efficiency and emission reduction, have attracted widespread attention in recent years. However, EV development still faces technological challenges. While these challenges are similar for all firms, their coping strategies are highly divergent. One of the main reasons is that the policy environment for Chinese EV developers is shaped by a multiplicity of institutional logics which are sometimes incoherent. This allows firms to selectively build on those institutional logics that meet their needs and priorities. This strategic behavior results in divergent technological paths.

1 2 3 10