Lokakarya Akreditasi untuk FISIP UNTAN GO Internasional
Pontianak, FISIP UNTAN. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Tanjungpura mengadakan Lokakarya Persiapan Akreditasi Internasional pada tanggal 14-15 November 2022 di ruang pertemuan Hotel Transera.
Lokakarya akreditasi internasional bertujuan untuk menyiapkan dua program studi yaitu Prodi Sosiologi dan Prodi Administrasi Publik, FISIP, Universitas Tanjungpura agar bisa memetakan dan menyusun dokumen sistem pendidikan yang diperlukan untuk proses akreditasi internasional.
Para narasumber ahli didatangkan dari Universitas Hasanuddin Makassar dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yaitu Dr. Phil. Sukri Tamma, M.Si., Ishaq Rahman. S.IP,. M.Si., Agussalim Burhanuddin, S.IP, MIRAP, dan Dr. Ahmad Sahide, SIP, M.A.
Kegiatan dihadiri para dosen dan staf kependidikan di lingkungan FISIP Universitas Tanjungpura. Dekan FISIP Universitas Tanjungpura, Dr. Herlan, M.Si dalam kata sambutan mengajak para dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan FISIP, Universitas Tanjungpura untuk belajar bersama dalam penyusunan borang akreditasi internasional.
Lokakarya diadakan sebagai langkah awal untuk menyiapkan prodi-prodi di FISIP agar bisa meningkatkan kualitas pembelajaran dan pelayanan dalam rangka tridarma perguruan tinggi dan menyiapkan ke arah akreditasi internasional.
Inti penting dalam akreditasi internasional adalah perlu memastikan standar kelola harus berstandar internasional. Rekognisi internasional adalah pendidikan berbasis capaian atau Outcome-Based Education (OBE). Peningkatan kualitas pembelajaran dan pelayanan menuju akreditasi internasional merupakan bentuk upaya mengikuti kebijakan Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar.
Para narasumber menjelaskan bahwa proses akreditasi terdiri dari persiapan, visitasi dan pasca visitasi. Pertama, tahap persiapan terdiri dari adaptasi OBE, memodifikasi SPMI yang sesuai OBE, melakukan evaluasi kondisi prodi, dan melakukan asessmen kecukupan. Kedua, tahap proses terdiri dari pendaftaran formal ke Board of Accreditation/Certification, pengajuan dokumen akreditasi, visitasi dan assesmen lapangan (AUN-QA ada 2 asesor dan FIBAA ada 6 asesor), dan penentuan hasil akreditasi. Ketiga, tahap pasca akreditasi terdiri dari melakukan laporan kinerja tahunan (annual report), melakukan pengembangan mutu secara berkelanjutan, dan ikut serta menyebarluaskan pengetahuan tentang akreditasi internasional ke program studi lain yang sebidang.
Pak Dr. Ahmad Sahide, SIP, M.A. menjelaskan bahwa “akreditasi internasional tidak hanya diminta “prove” tapi juga “improvement”. Networking Bapak Ibu harus mampu membangun atmosfer akademik di kampus. Kita harus melihat orientasi prodi ke depan mesti berorientasi internasional, Learning outcome, posisi program, content, structure, didactical concept. Networking Bapak Ibu miliki harus mampu membangun atmosfer akademik di kampus”.
Pada hari kedua, hadir narasumber Dr. Phil. Sukri Tamma, M.Si. selaku Dekan FISIP Universitas Hasanuddin berbagi pengalaman dalam perencanaan dan proses akreditasi internasinal. “Akreditasi Internasional tidak hasil dari kerja semalam tapi perlu kerja panjang. Perlu kerjasama prodi, jurusan, fakultas dan universitas. Tingkat Universitas dan fakultas terkait regulasi dan perencanaan terkait program kerja dan alokasi anggaran. Tingkat prodi perlu ada task force dan keterlibatan seluruh elemen prodi dan alokasi anggaran. Setiap regulasi dan program kerja (kegiatan) mesti terdokumentasi dengan baik,” ungkap Dr. Phil. Sukri Tamma, M.Si..
Harapan adanya prodi di FISIP, Universitas Tanjungpura memperoleh akreditasi internasional adalah pengakuan jaminan kualitas perguruan tinggi di mata publik internasional. Tantangan ke depan perlu untuk memperbaiki dokumen kurikulum, keterhubungan dengan alumni, dan sinergi dengan berbagai stakeholder.
Penulis: Agus Yuliono